Dunia
anak adalah dunia bermain, itu adalah fitrahnya, jika ada seorang dewasa
melarang anak untuk bermain, maka sama saja sudah melanggar fitrah sang anak,
atau dalam bahasa kerennya melanggar HAM nya anak. Manusia diciptakan untuk
khilaf, jika tidak khilaf bukan manusia namanya, tapi malaikat, wajar karena
malaikat adalah makhluk Allah yang dianugerahi akal tidak disertai nafsu
makanya malaikat tidak pernah salah. Tapi manusia tidak melulu salah, kalau
salah melulu itu namanya binatang, karena binatang adalah makhluk Allah yang
diberikan nafsu tapi tidak dianugerahi akal makanya binatang setiap waktu salah.
Manusia berada di antara dua itu, karena manusia dianugerahi oleh Allah akal
juga nafsu, dengan akal manusia berpikir dan dengan nafsu manusia berbudaya.
Ketika
anak salah, penanganannya beragam, baik dari guru atau orang tua di rumah, ada
yang cuek saja dengan anak, merasa bodoh, tidak ada urusan karena sang anak
terlalu dimanja sehingga setiap kali anaknya salah tidak pernah ditegur, jika
ini yang terjadi maka sang anak mentalnya akan mati, hidupnya tidak akan
mandiri, karena ia tidak tahu mana yang salah mana yang benar menurut sudut
pandangnya, menurut penulis ini bukan salah anak, tapi salah pendidik yang
mengorbankan masa depan anak.
Tanggapan
kedua ada yang marah-marah tanpa ada tujuan yang jelas, ini jelas melampiaskan
emosi yang memuncak didalam dada, namun ini tidak memberi efek jera kepada anak,
karena marah-marah bukan solusi atas kesalahan yang dibuat oleh anak. Justru
dengan marah-marah akan membuat jurang pemisah antara orang tua dan anak. Antara
murid dan sang guru.
Solusi
ketiga yaitu mendidik anak sepenuh hati dengan menegur setiap kali anak salah, yaitu menegur dengan ketegasan. Tegas beda
dengan marah,kalau tegas punya tujuan agar anak berubah akhlaknya menjadi baik.
Kalau marah tidak punya tujuan seperti yang sudah disebutkan di atas tadi.
Bagaimana cara menegur anak yang melakukan kesalahan bisa merubah perilakunya
menjadi baik?
pertama
kali, jangan pernah memarahi anak di hadapan temannya, karena itu akan
menjatuhkan mentalnya, jika mentalnya sudah jatuh maka sulit untuk
memulihkannya, akibatnya pelajarannya jeblok,prestasinya menurun drastis, dan
kuper. Jika anak salah solusi yang tepat adalah panggil lalu ajak bicara empat
mata, cara ini lebih terhormat bila dibandingkan denga memarahinya di hadapan
teman-temannya.
selanjutnya,
dengarkan anak bicara terlebih dahulu, karena dengan mendengarkan anak, maka ia
pun mau mendengarkan orang tuanya,
kemudian,
buatla komitmen, semacam kontrak belajar di kelas, jika melakukan kesalahan apa
konsekuensi yang harud diterima, biar anak sendiri yang menentukan konsekuensi
itu, biasanya anak akan lebih menjalankan konsekuensi kalau yang membuat konsekuensi itu dia
sendiri ketimbang orang tua.
Terakhir,
do’akan agar ia menjadi anak-anak penyejuk hati baik di dunia maupun di
akhirat, setelah semua ikhtiar dilakukan, jangan lupa iringi dengan do’a,
sebagai seorang mu’min, do’a merupakan senjata yang ampuh untuk memudahkan
urusan apapun.
ini bisa menjadi
acuan bagi orang tua dan para pendidik guru, sudah saatnya cara-cara kasar
ditinggalkan jauh-jauh, karena cara-cara itu akan menjauhkan ikatan hati antara
anak dan orang tua.
Embun Penyejuk Hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar