Kamis, 25 September 2014

SENI MENEGUR ANAK


Dunia anak adalah dunia bermain, itu adalah fitrahnya, jika ada seorang dewasa melarang anak untuk bermain, maka sama saja sudah melanggar fitrah sang anak, atau dalam bahasa kerennya melanggar HAM nya anak. Manusia diciptakan untuk khilaf, jika tidak khilaf bukan manusia namanya, tapi malaikat, wajar karena malaikat adalah makhluk Allah yang dianugerahi akal tidak disertai nafsu makanya malaikat tidak pernah salah. Tapi manusia tidak melulu salah, kalau salah melulu itu namanya binatang, karena binatang adalah makhluk Allah yang diberikan nafsu tapi tidak dianugerahi akal makanya binatang setiap waktu salah. Manusia berada di antara dua itu, karena manusia dianugerahi oleh Allah akal juga nafsu, dengan akal manusia berpikir dan dengan nafsu manusia berbudaya.

Ketika anak salah, penanganannya beragam, baik dari guru atau orang tua di rumah, ada yang cuek saja dengan anak, merasa bodoh, tidak ada urusan karena sang anak terlalu dimanja sehingga setiap kali anaknya salah tidak pernah ditegur, jika ini yang terjadi maka sang anak mentalnya akan mati, hidupnya tidak akan mandiri, karena ia tidak tahu mana yang salah mana yang benar menurut sudut pandangnya, menurut penulis ini bukan salah anak, tapi salah pendidik yang mengorbankan masa depan anak.

Tanggapan kedua ada yang marah-marah tanpa ada tujuan yang jelas, ini jelas melampiaskan emosi yang memuncak didalam dada, namun ini tidak memberi efek jera kepada anak, karena marah-marah bukan solusi atas kesalahan yang dibuat oleh anak. Justru dengan marah-marah akan membuat jurang pemisah antara orang tua dan anak. Antara murid dan sang guru.

Solusi ketiga yaitu mendidik anak sepenuh hati dengan menegur setiap kali anak salah,  yaitu menegur dengan ketegasan. Tegas beda dengan marah,kalau tegas punya tujuan agar anak berubah akhlaknya menjadi baik. Kalau marah tidak punya tujuan seperti yang sudah disebutkan di atas tadi. Bagaimana cara menegur anak yang melakukan kesalahan bisa merubah perilakunya menjadi baik?
pertama kali, jangan pernah memarahi anak di hadapan temannya, karena itu akan menjatuhkan mentalnya, jika mentalnya sudah jatuh maka sulit untuk memulihkannya, akibatnya pelajarannya jeblok,prestasinya menurun drastis, dan kuper. Jika anak salah solusi yang tepat adalah panggil lalu ajak bicara empat mata, cara ini lebih terhormat bila dibandingkan denga memarahinya di hadapan teman-temannya.

selanjutnya, dengarkan anak bicara terlebih dahulu, karena dengan mendengarkan anak, maka ia pun mau mendengarkan orang tuanya,

kemudian, buatla komitmen, semacam kontrak belajar di kelas, jika melakukan kesalahan apa konsekuensi yang harud diterima, biar anak sendiri yang menentukan konsekuensi itu, biasanya anak akan lebih menjalankan konsekuensi  kalau yang membuat konsekuensi itu dia sendiri ketimbang orang tua.

Terakhir, do’akan agar ia menjadi anak-anak penyejuk hati baik di dunia maupun di akhirat, setelah semua ikhtiar dilakukan, jangan lupa iringi dengan do’a, sebagai seorang mu’min, do’a merupakan senjata yang ampuh untuk memudahkan urusan apapun.

ini bisa menjadi acuan bagi orang tua dan para pendidik guru, sudah saatnya cara-cara kasar ditinggalkan jauh-jauh, karena cara-cara itu akan menjauhkan ikatan hati antara anak dan orang tua.

Embun Penyejuk Hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GURU KREATIF

GURU KREATIF Oleh : Husni S, Ag.  S enin   11 Rabi’ul Akhir 1441 H,   bertepatan dengan 9 Desember 2019, merupaka...