Minggu, 24 Februari 2013

Dua Sisi Berseberangan, Satu Tujuan


Terik matahari Jumat siang, 15 Februari itu, tidak menghalangi semangat sekumpulan anak kelas 4 khandaq-1SDIT Adzkia menuju bangunan berlantai dua bercorak sederhana. Berhubung armada yang digunakan untuk membawa siswa ke sana hanya mengandalkan dua buah mobil pribadi orang tua siswa – salah satunya datang belakangan -, terpaksa siswa yang berjumlah 29 orang itu ditambah 2 orang guru kelas harus diantar dua kali bolak-balik. Alhasil acara yang seyogyanya dimulai jam 14.00 itu jadi molor. Seperti tingkah polah anak-anak pada umumnya, setiap daerah baru memancing keingintahuan mereka. 

Di musala yang diapit kolam itu, mereka dipertemukan dengan saudara-saudaranya yang tidak senasib tapi seperjuangan. Sebagian besar anak Panti Asuhan Al-Hidayah di Kalumbuk, Padang-Sumatera Barat itu ikut membaur. Tingkat pendidikan yang sedang mereka tempuh berkisar antara kelas satu SD hingga SMA.

“Panti Asuhan Al-Hidayah berdiri tahun 1991. Saat ini, menampung 65 orang anak dimana 40 orang di antaranya adalah anak laki-laki dan diasramakan. Sementara itu 25 orang lagi adalah anak perempuan dari keluarga yang kurang mampu yang bermukim di sekitar lokasi panti. Kami senang sekali atas kunjungan anak-anak dari SDIT Adzkia-1”, ujar Drs. Maad, ketua Panti Asuhan Alhidayah dalam kata sambutannya.

Keterbatasan tidak membuat mereka patah semangat. Meski yatim, piatu dan tanpa orang tua di sisinya mereka tetap berjuang mengenyam pendidikan demi mencapai cita-citanya. Hal ini terlihat dengan adanya salah seorang anak asuh yang sekarang sedang melanjutkan pendidikan S-2 di Universitas Andalas. Pemuda ini pun tidak lah seperti kacang lupa kulitnya. Di tengah kesibukan akademisnya, ia tetap mengabdikan diri di panti untuk membimbing adik-adiknya. Begitu menurut penuturan Uni Chen, yang berperan serta di bagian pengasuhan.

Dalam kesempatan ini salah satu dari orang tua siswa yang memprakarsai kegiatan anjangsana ini yakni Ibu dari Adillah Nuwirman mengatakan bahwa sumbangan berupa peralatan mandi dan beras itu adalah uang sosial para orang tua yang dikumpulkan setiap bulannya sewaktu di kelas tiga dulu. Ia berharap sumbangan ini bisa bermanfaat bagi warga panti. Menurutnya lagi kegiatan ini bertujuan mengajarkan pada anak-anak mereka bahwa sebagai manusia yang diberi kelebihan rezeki, perlu berbagi. Apapun keadaannya, semua harus rajin belajar dan giat menuntut ilmu, baik yang berada di panti mau pun siswa kelas 4 khandaq-1 SDIT Adzkia-1 itu sendiri

Kita sadari anak-anak tersebut hidup dalam kondisi yang berbeda bagaikan dua sisi yang berseberangan. Namun begitu tujuannya tetaplah satu yaitu mengenyam pendidikan setinggi-tingginya untuk masa depan dengan rajin belajar dan bersungguh-sungguh. (WD- 200213)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GURU KREATIF

GURU KREATIF Oleh : Husni S, Ag.  S enin   11 Rabi’ul Akhir 1441 H,   bertepatan dengan 9 Desember 2019, merupaka...